” Kok di draft?” tanya Loki.
“Iya, udah gak sesuai.” jawabku.
“Gak sesuai apanya? Kan tinggal dipost.” tanya Loki lagi.
“Gak sesuai sama hatiku, Lok. Gak sesuai lagi sama pikiranku. Puas? ” jawabku sambil nyengir ke arahnya.
“Jadi.. Maksudnya? Aku masih gak ngerti deh. Sumpah!” Loki mulai cemberut.
“Jadi gini lho Bapak Loki kenapa tulisannya gak aku post, karena emang isinya itu udah beda sama perasaanku sekarang. Sudah hilang. Ngerti? Tulisanku disini kan isi hatiku semua. Aku gak bisa bilang ke dunia lewat mulutku, makanya aku ungkapin lewat tulisan. Can you get my word, dude?” jelasku panjang lebar.
“It means that draft isn’t connected anymore with your heart, right?”
“Yap! Tapi, lebih dari itu. Tulisan ini cuma jadi draft memang karena aku gak mau dunia tahu. Aku takut dunia tidak merespon sesuai dengan harapanku.” lanjutku teduh dengan senyum terkulum.
” I’m afraid of my own writings. I’m afraid of some feelings that will be shown because I know the reality is I’m here and you stay there. I leave then and keep drafting.”